I asked her out through this cheesy poem I made:
Hey Kamu
Hey kamu.. ya kamu..
si kupu-kupu yang lugu..
Ijinkan aku memecah
sunyi, bukan dengan bernyanyi..
Aku tak bersuara
merdu, aku takut mengganggu..
Tetapi ijinkanlah aku
berekspresi, melalui sebuah puisi..
Di sampingmu sering
aku merasa canggung..
Padahal aku merasa
cukup ulung..
Kata-kata sudah
terangkai..
Kenyataannya sekarang
hanya bisa menyeringai..
Mungkin aku rasa ada
sesuatu..
Sesuatu yang ada pada parasmu..
Parasmu yang begitu
sederhana..
Sederhana yang selalu
membuatku terpesona..
Pernah sewaktu-waktu,
aku melihatmu memakai gaun putih..
Menuruni anak tangga
satu-persatu, dengan langkah anggun seakan terlatih..
Aku tak bardaya, aku
tak dapat berkata..
Sepertinya ini bahaya,
karena kuyakin aku telah jatuh cinta..
Kamu menguatkanku
dalam ketenangan..
Ketika aku lemah
hadapi kemarahan..
Ini bukan lagi sekedar
angan..
Ini anugerah terindah
dari Tuhan..
Kamu memang bukan yang
pertama..
Hanya saja kamu
berbeda..
Detik takkan terbuang
percuma..
Bila kamu isi syair
hidupku dengan nada..
Kamu menyihirku dengan
ketulusan..
Melunakkan hatiku
dengan belaian..
Sehingga aku tidak
bisa berikan satu alasan..
Untuk tidak
mengumpulkan tekad dan keberanian..
Hey kamu.. ya kamu..
Kezia Yohana Rusli..
Bersediakah kamu jadi
pacar aku?
And surprisingly she said "yes" to me. Praise the Lord!
He must become greater, and we must become less. |