Sunday, December 30, 2012

New Year Resolution (2013)

Hey guys, how did your 2012 overall go? I hope it was good and memorable aye. Well, even if it wasn't as good as expected pasti ada banyak hal yg bisa kalian pelajari dan hal-hal tersebut juga yg udah membentuk kalian menjadi individu-individu yg lebih baik saat ini. And guess what? 2012 ga jadi kiamat, ramalan suku Mayan was proved wrong bhahaha. I mean, no matter how 2012 went, let's keep looking forward to 2013. Being grateful to what happened in 2012 and committed to improve in 2013 is the key to success and happiness.

Let me share you what sort of new year resolution I have considered to work out for the next coming year hohoho..



My 2013 Resolution


1. Prioritizing other before myself
2. Playing a better role as a son, brother, friend, and lover
3. Having closer relationship with God



Wish me luck to make it happen ya hehe.. What about you guys? Have you got any to share? =)

Bikin resolusi ga harus yang muluk-muluk kok. Just keep it smart, concrete, and achievable. Let's start by doing little good things. Those little things that change the world. My prayers will always be with you guys. Happy New Year and have a wonderful one! Cheers!

Thursday, December 27, 2012

In Learning You Teach and in Teaching You Learn

Di suatu selasa sore, seperti biasa, I was giving a one hour English tutor to my kids. Mereka tiga-tiganya baru berumur 6 tahun, kelas 1 SD. Biasanya, sebelum pelajaran dimulai, celotehan mereka setiap ngeles ga jauh-jauh dari, "Ko, liat deh aku ada kotak pensil baru. Bagus ga?", "Ko, tadi aku ulangan Bahasa Inggris di sekolah dapet 96 lho!", "Ko, kemarin aku pergi main di Kids Sania. Seru banget!". Ya.. Layaknya anak-anak berumur 6 tahun yang lain pada umumnya.

But on that evening, I had my jaw dropped when I heard one of my kids named Madeline randomly saying this, in English (which they never talk to me in English unless I tell them to), "Ko Ko Ko" (sambil poking my hand), "Yes?" I replied. And she went, "I don't stop when I'm tired, I stop when I'm done." Well, as a good English teacher, I should have responded Madeline back in English, walaupun cuma sekedar pujian kaya "Wow, awesome!" atau "That's really excellent!". Tapi pada saat itu, gw speechless banget, ga ada satu katapun yg keluar dari mulut gw, saking ga nyangkanya seorang anak umur 6 tahun bisa ngomong kaya gitu.

Jasica, Madeline, Jolinda
My Brilliant Students
To be honest, I was really having a bad day at that moment, lagi banyak masalah dan ga tau harus keep struggling or just quit. Bisa-bisanya Tuhan berbicara lewat murid gw sendiri. Dan setiap kata yg keluar dari mulut Madeline itu menampar dan bikin gw melek banget. She will not stop when she's tired, she will stop when she's done. Kenapa gw ga bisa? Masa gw kalah sama anak kecil? And I eventually took it as a challenge, setelah 2 menit cengo merenungkan kata-kata bijak dari Madeline.

When I got home, gw berpikir lagi, kejadian sore itu bukan cuma sekedar tentang "persistence". Kejadian sore itu juga bukan sekedar tentang "prinsip". Kalau kita berpikir lebih jauh lagi, it was basically emphasizing on "learning". Kita bisa belajar kapan aja, dimana aja, dari siapa aja. Bahkan ketika kita sedang mengajarpun kita belajar. So keep your eyes, ears, and mind opened, because in learning you teach and in teaching you learn. Cheers!

Wednesday, December 26, 2012

The Early Bird Catches The Worm (Versi Liburan)

Libur telah tiba, libur telah tiba.. Hore, hore, hore! Even though I have nothing against liburan, tapi gw selalu skeptis sama yg namanya konsep liburan "leha-leha". Konsep liburan "leha-leha" mungkin dipakai sebagian orang untuk melampiaskan hasil kerja kerasnya selama workdays or schooldays. They think they deserve liburan "leha-leha" karena mereka udah put so much effort in their lives during the previous months. Well, fair enough. But the question is --> Is it really that worth it (beneficial) to implement such concept in our happy holidays?

"The early bird catches the worm", siapa yg bangun lebih awal dari yg laen bakal jadi sukses. This is a very wise English proverb found around 17th century back then. Dan sampai sekarangpun masih banyak orang yg memegang prinsip tersebut. Peribahasa "the early bird catches the worm" bukan cuma sekedar ngomongin bangun pagi, guys. We need to get to work early before anyone else to have advantages and be successful.

Well, okelah kalo beberapa dari kalian berpikir "give me a break, come on man, this is my holiday!" I understand. Tapi at least coba deh kalian naekin standard konsep liburan kalian sedikit, dari liburan "leha-leha" menjadi liburan "santai namun berguna". Kalian tetap akan relax dan tetap akan enjoy dengan liburan kalian kok, bedanya cuma di apa yang kalian lakukan dan bagaimana kalian melakukannya selama liburan. I'm not talking about doing something tough and serious, banyak kegiatan yg "santai namun berguna" yg bisa kalian lakukan. Prinsipnya simple, do what you love to do other than doing nothing. Little things such as baca buku, olahraga, menulis, belajar masak, melukis, bikin handcrafts, main alat musik, nonton sesuatu yg inspirational, bahkan ngeberesin rumah pun bisa jadi sesuatu yg fun dan berguna ketimbang makan-tidur seharian, ngautis di dunia maya seharian, dan males-malesan seharian.

Be aware guys, banyak orang yg terjebak dalam "zona nyaman" liburannya. Liburan yg ga produktif bisa bikin kita ga ready (baik secara fisik maupun mental) buat menyongsong hari kerja atau hari sekolah. Bukan cuma ga ready, kita bahkan seringkali mengalami degradasi. Gw inget banget, dulu setiap abis liburan panjang, begitu masuk sekolah gw selalu lupa cara nulis. Baca pun jadi gagap, saking liburan bener-bener ga dipake buat ngapa2in. Well, pilihan tetep ada di tangan kalian. Ga ngapa2in emang nyaman banget, I agree with that, tapi kalian bakal jadi kodok yg asik berenang di panci isi air hangat yg pelan2 mendidih, dan without realizing it you're apparently facing death. Cheers!

Taking-things-for-granted Generation

Pernah ga, merasa ga suka sama sebagian jati diri kalian? Well, gw pernah, dan sedang, tidak menyukai sebagian jati diri gw in a good way perhaps. Maksudnya? Ya gw ga suka aja sama hal-hal negative yg nempel sama diri gw dan mencoba dengan keras merubahnya menjadi suatu hal yg baik.
Hal negative seperti apa? Well, let me explain.

Setiap orang yg lahir dari tahun 1980an sampai 2000an itu merupakan bagian dari generasi Y. Gw tergolong dari bagian generasi Y karena gw lahir tahun 1991. Dengan demikian, secara kolektif, gw menyandang status sebagai generasi Y yang akhirnya menempel sebagai identitas diri. Dan secara stereotype generasi Y ini punya kebobrokan yg unik dibanding generasi X, which is generasi angkatan bonyok gw (1950an-1970an).

Kalau kalian perhatiin, kebanyakan dari generasi Y itu manja. Ya, manja. Sedikit dari mereka yang mau keluar dari zona nyaman. Karena udah dari kecil disediain kendaraan pribadi, begitu pada saat-saat tertentu harus naik kendaraan umum, ngeluh. Berapa orang dari generasi Y yang bisa masak sendiri kalo ditinggal sama orang tua nya? (I'm not talking about masak indomie, but proper daily meals).  Extreme example, I know a few people from Y generation yang karena udah terbiasa mandi air hangat dari orok, begitu udah gede jadi teenagers, mereka sampai sekarang ga akan mau mandi kalau ga ada air hangat. Can you believe that? 

Masalah money management generasi Y juga sucks. Uang jajan yg lebih dari cukup selalu ada dari kecil. Dari jaman SD mereka udah tau uang 100 ribuan. Kalau spend money, mereka cenderung ga mikir. Yang penting they get what they want, not what they need. Beli baju harus yg branded biar bergengsi. Pilih tempat makan harus yg high class biar bergengsi. Sebagian dari mereka bahkan punya kesulitan dalam menabung. Mereka cuma tau spending money, kalau saving money clueless. Mereka secara financial sangat bergantung ke orang tua. Mereka punya mental "selama orang tua gw bisa support gw secara financial, kenapa gw harus punya part time job? yg penting gw studi ga DO aja itu udah cukup."

Urgency buat menentukan tujuan hidup juga minim di kalangan generasi Y ini. Asalkan bisa hidup hari ini, it's great already. Mereka ga mau ambil pusing dengan urusan masa depan. Karena dengan orang tua yg punya 3 perusahaan, mereka berpikir masa depan udah ada di tangan. "Santai-santai dulu aja, mumpung masih muda!", "Just go with the flow!" Yeah, it's what they say. Padahal, the fact is, without planning, you're planning to fail.

Maka dari itu, gw memberi nama sebutan buat generasi Y sebagai "Taking-things-for-granted Generation". Well, perlu gw tekankan sekali lagi kalau hal-hal negative di atas ga terdapat di semua generasi Y. Banyak juga kok anak-anak generasi Y yg punya karakter 180 derajat berbeda dari contoh yg udah disebutin di atas. Tapi ga bisa disangkal juga kalau stereo type nya adalah generasi Y memang mempunyai kelemahan yg bisa digambarkan kurang lebih seperti itu. Bahkan gw sendiri pun masih struggling to be a better person as a part of Y generation. Karena gw sadar, masa depan dunia ini itu ditopang oleh generasi kita ini.

Gaya hidup generasi Y yang melenceng ini memang fenomenal. Ga ada rumus pasti yg bisa menjabarkan permasalahan ini. Ga jarang kita menemukan generasi Y menyalahkan generasi X karena pola asuh yg mereka terapkan, dan genrasi X menyalahkan generasi Y yg bisanya take things for granted. Pertanyaannya adalah, mau sampai kapan kita saling menyalahkan generasi satu sama lain?

Gw cuma berharap bagi kalian generasi Y yg masih punya akal sehat dan hati nurani, please be mature. Masa depan dunia ada di tangan kita. Well, at least kalau kalian can't be bothered sama yg namanya masa depan dunia, do care sama masa depan kalian sendiri. Be a better individual. Setia sama perkara-perkara kecil buat mampu menghadapi perkara-perkara yg lebih besar. Cheers!

Always Begin with A Purpose

Gw percaya setiap makhluk hidup, setiap benda, dan setiap hal pasti punya tujuan. Ketika mereka diciptakan ataupun dibentuk, right on that moment, mereka udah otomatis punya yg namanya suatu tujuan (terlepas dari tau apa ga nya mereka akan tujuan mereka). Well, begitu juga dengan lahirnya blog gw ini hehehe.. Nothing serious though. Yeah this blog has nothing serious. Gw bikin blog ini buat iseng-iseng aja sebenernya =p

I really LOVE thinking. I think a lot. I'd think in anytime, anywhere, and in any chance I've got to think. I usually think about many things. What I see, what I hear, what I feel, and what I get through, I think about them. Mungkin isi blog ini ga bakal jauh-jauh dari hal-hal kaya leadership, philosophies, politics, relationship, friendship, parenting, stupid jokes, personal experience, and the things that come across my mind. Kadang sih gw membagikan pemikiran-pemikiran gw ini lewat twitter. Tapi, like almost all people feel about twitter, twitter itu cuma bisa nampung 140 kata bhaha. Alhasil, pelampiasannya ya ke blog ini deh hohoho..

Sebenernya gw sangat tertarik sama yang namanya menulis, dan ga banyak orang sekitar gw yang tau kalau sebenernya back when I was in high school gw pernah nyoba nulis sebuah novel yg akhirnya gagal setelah gw mencapai halaman ketiga LOL =p
Dan randomly gw kepikiran aja bikin sebuag blog buat nyalurin hasrat menulis gw. Blog ini menurut gw wadah yg paling "friendly" untuk menampung tulisan seorang amatir yg passion menulisnya anget-anget tai ayam kaya gw..

Well, semoga tulisan-tulisan dari blog gw bisa menginsiprasi kalian semua. Kalaupun gagal menjadi inspirasi, hopefully at least bisa menghibur kalian yg sedang ga tau mau ngapain dan akhirnya end up baca blog ini. Bhahaha. Cheers!